Selasa, 08 Maret 2011

Pengembangan Silabus

PENGEMBANGAN SILABUS DALAM PEMBELARAN BAHASA

1. Pengantar

Pada hakekatnya pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulis dan yang bersifat reseptif maupun produktif. Pendekatan semacam ini dikenal dengan istilah pendekatan komunikatif.
Istilah pendekatan (approach) dalam hal ini dibedakan dengan metode dan teknik. Anthony (1963) yang melahirkan istilah approach (pendekatan), method (metode) dan technique (teknik): Approach adalah “seperangkat asumsi yang berhubungan dengan hakikat bahasa, belajar, dan mengajar.” Method ialah “suatu rencana menyeluruh mengenai panyajian bahasa yang sistematis berdasarkan pendekatan tertentu. ” Technique ialah “kegiatan-kegiatan khusus yang diwujudkan di dalam kelas yang konsisten dengan metode, dan oleh karena itu juga sejalan dengan pendekatan.
Sejalan dengan Anthony, metode dalam pengajaran bahasa menurut Richards, (1986:176) adalah cara mengajarkan suatu bahasa yang didasarkan kepada prinsip dan prosedur yang sistematis, yakni penerapan pandangan tentang cara bahasa diajarkan dan dipelajari. Metode pengajaran bahasa yang berbeda seperti Direct method, audio-lingual method, grammar translation method, the silent way dan communicative approach merupakan hasil dari pandangan yang berbeda tentang; (a) hakikat bahasa; (b) hakikat belajar bahasa; (c) tujuan pengajaran; (d) jenis silabus yang digunakan; (e) peran guru, pelajar, dan materi pembelajaran; dan (f) teknik dan prosedur yang digunakan.
Di dalam pendekatan komunikatif, pengajaran bahasa haruslah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperoleh berbagai kemampuan berbahasa yang dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi dalam kehidupan nyata sehari-hari. Pembelajaran dan penilaian bahasa harus melibatkan berbagai aspek kebahasaan sekaligus atau pengajaran yang bersifat whole language (Nurgiyantoro, 2001 : 186).
Dalam whole language terkandung pengertian keterpaduan antara berbagai fungsi bahasa dengan tata bahasa. Fungsi komunikatif bahasa berupa pemahaman (aktif reseptif) dan penggunaan (aktif produktif) bahasa, sedangkan tata bahasa adalah semua aspek yang terkait dengan sistem bahasa.
Richards & Rodgers (1989) mengemukan butir-butir penting berikut yang merupakan teori yang melandasi pengajaran bahasa. (1) Bahasa adalah suatu sistem pengungkapan gagasan; (2) Fungsi utama bahasa adalah untuk interaksi dan komunikasi; (3) Unit utama bahasa bukanlah semata-mata butir-butir tata bahasa dan strukturnya, melainkan kategori makna fungsi dan makna komunikatif.
Richard (2001 : 36) juga mengemukakan bahwa Communicative Langunge Teaching (CLT) is a broad approad to teaching that resulted from a focus on communication as the organizing principle for teaching rather than a focus on mastery of the grammatical system of the language. Pendekatan komunikatif adalah sebuah pendekatan yang luas mengenai pengajaran dengan lebih memfokuskan pada bahasa sebagai komunikasi daripada memfokuskan penguasaan sistem gramatikal bahasa.

Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa 5 ciri khas utama Pembelajaran Bahasa Komunikatif, yaitu: (1) Penekanan pada pembelajaran untuk berkomunikasi melalui interaksi dalam bahasa sasaran; (2) Pengenalan teks otentik dalam situasi pembelajaran;(3) memberikan kesempatan bagi pelajar untuk berfokus bukan saja pada bahasa tetapi juga pada proses belajar itu sendiri; (4) Peningkatan pengalaman pribadi pelajar sendiri sebagai unsur yang memberikan sumbangan terhadap hasil belajar di kelas; dan (5) Upaya menghubungkan pembelajaran bahasa di kelas dengan pengaktifan bahasa di luar kelas.
Dalam pembelajaran bahasa, pengembangan silabus dan kurikulum juga seharusnya mengacu pada pendekatan komunikatif. Silabus yang dikembangkan setidaknya mencakup tujuan, isi, strategi, dan evaluasi (Richard, 2001 : 39). Silabus yang pada hakekatnya adalah penjabaran kurikulum didesain untuk memberikan garis besar pokok-pokok materi (kompetensi) pembejaran dan menjawab pertanyaan apa yang harus dipelajari dan bagaimana membelajarkannya. Dengan demikian, pengembangan silabus pembelajaran bahasa diarahkan untuk menjabarkan keempat hal tersebut.
Kewajiban pengajar dalam mengembangkan silabus ini sesuai dengan amanat PP RI No. 19 Tahun 2005 Pasal 20 menyatakan : “Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
Makalah ini akan menguraikan dua hal, yakni (1) pengertian silabus dan kurikulum; dan (2) pengembangan silabus. Penjelasan mengenai kedua hal tersebut akan ada pada bagian-bagian berikut.

2. Silabus dan Kurikulum
Rodgers (dalam Richard, 2001 : 39) mengemukakan bahwa Syllabi, which prescribe the content to be covered by a given course, form only a small part of the total school prrogram. Curriculum is a far broader concept. Curriculum is all those activities in which children engage under the auspices of the school. This includes not only what pupils learn, but how they learn it, how teachers help them to learn, using what supporting materials, styles and methods of assesment, and in what kind of facilities. Intinya adalah bahwa silabus merupakan bagian kecil dari keseluruhan program sekolah. Adapun kurikulum adalah keseluruhan aktifitas yang melibatkan siswa di bawah pengawasan sekolah. Keterlibatan itu tidak hanya mengenai apa yang harus mereka pelajari, tetapi juga bagaimana mereka mempelajarinya, bagaimana guru membantu siswa untuk mempelajarinya dengan menggunakan materi, gaya, dan alat penilaian serta menggunakan fasilitas pendukung lainnya.

Senada dengan pengertian di atas, Nurhadi (2004 : 65) mendefinisikan kurikulum sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Adapun silabus merupakan penjabaran kompetensi dan tujuan ke dalam rincian kegiatan dan strategi penilaian, kegiatan dan strategi penilaian, dan alokasi waktu per mata pelajaran per satuan pendidikan dan per kelas. Dengan demikian, silabus merupakan rancangan pembelajaran yang berisi rencana bahan ajar tertentu pada jenjang dan kelas tertentu, sebagai hasil dari seleksi, pengelompokan, pengurutan, dan penyajian materi kurikulum, yang telah dipertimbangkan berdasarkan ciri dan kebutuhan sekolah setempat.
Pengertian silabus di atas dapat diuraikan sebagai berikut. Pertama, silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar. Kedua, komponen silabus menjawab : (1) kompetensi apa yang akan dikembangkan pada siswa; (2) bagaimana cara pengembangannya; dan (3) bagaimana cara mengetahui bahwa kompetensi sudah dicapai siswa. Ketiga, tujuan pengembangan silabus adalah membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya menjabarkan kompetensi dasar menjadi perencanaan belajar-mengajar. Keempat, sasaran pengembangan silabus adalah guru, kelompok guru mata pelajaran di sekolah, kelompok guru MGMP, dan dinas pendidikan.
Jelaslah bahwa silabus memuat garis-garis besar isi atau materi pembelajaran yang di dalamnya terdapat beberapa komponen, yakni standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pokok, strategi pembelajaran, alokasi waktu, media dan sumber pembelajaran, dan penilaian.
Meskipun tampaknya silabus begitu banyak memuat rencana pembelajaran, silabus sebenarnya belum bisa diterapkan langsung ketika guru mengajar. Silabus haruslah dijabarkan lagi menjadi rencana pembelajaran atau lesson plan . Secara umum, silabus hanya berisi unit-unit (pengelompokan) kompetensi dasar yang disajikan dalam tabel. Silabus hanya memberikan keterangan per bagian sebatas pokok-pokoknya. Misalnya, dalam kolom strategi strategi pembelajaran tercantum keterangan ‘pengamatan langsung’, dalam RPP strategi ini diuraikan tahap-tahapnya, media, dan lingkungan belajar.

3. Pengembangan Silabus
Silabus memuat beberapa hal, yakni standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pokok, strategi pembelajaran, media pembelajaran, alokasi waktu, sumber belajar, dan penilaian. Standar kompetensi adalah kebulatan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai dalam mempelajari suatu aspek keterampilan berbahasa (Nurhadi, 2004 :75). Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir, dan bertindak. Kompetensi dapat dicapai melalui pengalaman belajar yang dikaitkan dengan bahan kajian dan bahan pelajaran secara kontekstual.
Indikator merupakan ciri-ciri pencapaian kompetensi dasar. Adapun materi pokok atau bahan ajar adalah pokok-pokok materi yang dipakai untuk pembelajaran sebagai sarana pencapaian kompetensi dasar. Strategi pembelajaran merupakan pola umum kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam proses belajar mengajar yang berupa perangkat keras maupun lunak untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Penilaian dalam silabus berisi jenis tagihan, bentuk instrumen dan contoh instrumen ( Bahan materi pelatihan guru SMP/MTs Jombang, 2005).
Di bawah ini akan diuraikan beberapa hal yang berkaitan dengan pengembanga silabus, yakni desain materi pembelajaran, strategi dan metode pembelajaran, media pembelajaran, dan penilaian.

A. Desain standar kompetensi, kompetensi dasar, dan materi pembelajaran
Materi atau bahan ajar yang akan dipelajari oleh siswa disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran ini diketahui dari standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator. Namun demikian, pengajar yang baik diharapkan mengetahui entri behavior serta menentukan analisis kebutuhan siswa. Munthe (2009 : 8) mengemukan ada beberapa pertimbangan yang harus diketahui pengajar untuk menentukan materi pembelajaran yang sesuai untuk siswa. Butir-butir pertimbangan ini mencakup : (1) desain atau organisasi bahan ajar mutlak harus menjawab visi dan misi sekolah; (2) urgensi mata pelajaran yang diajarkan, apakah mata pelajaran pengantar atau pendalaman; (3) alokasi waktu mata pelajaran per minggu; (4) jenjang sekolah yang diajar; (5) latar belakang kompetensi pembelajar; dan (6) prior knowledge yang dimiliki pembelajar.
Entri behavior adalah kompetensi yang ada dalam diri pembelajar sebelum proses pembelajaran diberikan. Menurut Dick and Carey (1985 : 125) entry behavior pembelajar dapat diketahui melalui pretes. “The pretest may consist of item that measure entry behavior and items that test skills that will be taught in the instruction”. Akan tetapi, entri behavior ini juga bisa diketahui melalui observasi, interview, maupun pengisian angket. Entri behavior ini cukup penting untuk mengetahui sejauh mana pembelajar memahami kompetensi dasar dan langkah yang harus diambil oleh pengajar. Siswa yang pernah mengikuti lomba pidato tentu entri behaviornya berbeda dengan siswa yang belum pernah berpidato dalam pembelajaran kompetensi dasar berpidato.
Seleksi materi diperlukan agar KD tidak meluas dan melebar. Kriteria penyeleksian materi ini adalah : (1) materi telah teruji kebenaran dan aktual (valid); (2) materi penting untuk dipelajari (significance); (3) materi bermanfaat secara akademis maupun non akademis (utility); (4) materi memungkinkan untuk dipelajari (learnability); (5) materi hendaknya menarik minat dan memotivasi siswa untuk mempelajari lebih lanjut (interest) (Materi Diklat MBS Diknas Jombang, 2005).
Materi yang akan disajikan sesuai dengan kompetensi dasar maupun indikator tersebut sebelumnya perlu dicermati termasuk dalam domain yang mana dan bagaimana tingkat kompleksitasnya. Di bawah ini tabel domain dalam level pembejaran.
Tabel Level Perubahan Belajar
Domain Kognitif, Afeksi, dan Psikomotor

Kognitif
Afektif Psikomotor Keterangan

1. Knowledge
2. Comprehension
3. Application
4. Analysis
5. Synthetis
6. Evaluation
1. Receiving
2. Responding
3. Valuing
4. Organizing
5. Characteristizing
1. Perception
2. set
3. Guided Respon
4. Mechanism
5. Complex Over Response
6. Origination Makin kebawah makin sulit
(Diadopsi dari Munthe, 2009 : 36)

Domain kognisi berorientasi pada kemampuan berpikir intelektual, dari yang paling sederhana sampai yang kompleks. Knowledge berupa menyebut ulang atau menghafal data, fakta, nama, benda. Seperti menyebutkan kalimat majemuk, jenis kata, dan lain-lain. Comprehension berupa menjelaskan dengan bahasa sendiri ( siswa ). Seperti menjelaskan dengan kalimat mereka sendiri definisi-definisi misalnya paragraf deskripsi adalah bla, bla, bla, dan sejenisnya. Application, contohnya menggunakan rumus, formula ke dalam kasus contoh menyusun kalimat dalam bentuk Simple Present Tense atau menyusun paragraf deskripsi. Analysis adalah menguraikan elemen, unsur, faktor, dan sebab-sebab contoh menguraiakan unsur-unsur instrinsik novel. Synthesis adalah kegiatan merangkum sesuatu yang terpisah pisah jadi satu. Contoh menentukan kesimpulan sebuah wacana. Adapun Evaluation merupakan kegiatan memberikan penilaian berdasar perspektif, sudut pandang atau kepentingan. Contohnya memberi komentar tentang penampilan drama.
Domain Kognisi di atas dalam membelajarkan satu kompetensi dapat dimungkinkan muncul beberapa tahapan domain. Misalkan dalam kompetensi dasar menulis paragraf deskripsi, tahap pertama siswa diberikan beberapa contoh paragraf deskripsi untuk memberikan pemahaman mengenai konsep deskripsi. Berikutnya, siswa menjelaskan apa yang dimaksud deskripsi beserta ciri-cirinya dan pada tahahan berikutnya baru siswa membuat paragraf deskripsi.
Domain Afeksi berorientasi pada perasaan, emosi, sistem nilai, dan sikap. Di bawah ini tabel domain afeksi beserta penjelasannya.
Tabel Domain Afeksi
No Tahapan Penjelasan
1 Recieving Aware of: passively attending to certain phenomenonand stimuli; e.g. listening
2 Responding Complies to give expectation by attending or reacting to stimuli or phenomenon; e .g. interests
3 Valuing Display behavior consistent with single belief of attitude in situation where he/she is not forcedto comply or obey
4 Organizing Commited to set of values as displayed by behavior
5 Characterizing Total behavior is consistenwith values internalized

(Adapted by Munthe, 2009 : 37)


Domain psikomotor berorientasi pada keterampilan motorik fisik, yaitu keterampilan yang berhubungan dengan anggota badan yang memerlukan koordinasi syaraf dan otot yang didukung oleh perasaan dan mental. Tahapan domain ini adalah sebagai berikut. Perseption adalah kegiatan menyiapkan gerakan. Set adalah tahap mencoba gerakan. Guilded response adalah meniru gerakan dengan contoh yang tersedia. Mechanism adalah bergerak dan meniru pola tanpa komando. Complex overt response adalah bergerak secara lancar, luwes, gesit, dan lincah. Adaptation adalah menyesuikan gerakan dengan konteks atau modifikasi gerakan. Origination adalah menciptakan gerakan baru ( Munthe, 2009 : 37).
Setelah mengetahui karakteristik kompetensi, pengajar menentukan indikator pencapaian siswa. Agar indikator ini mampu diukur, pengajar seharusnya menggunakan kata kerja operasional. Kata kerja operasional adalah kata kerja yang dapat diukur, dievaluasi, dicapai, dan dibuktikan (IAPBE, 2005). Kata kerja ini dapat membantu pengajar untuk menentukan indikator ketercapaian siswa. Ketepatan menggunakan kata kerja operasional perlu memperhatikan karakter kemampuan internal mental.

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Bagaimana seorang guru menyusun silabus yang mengarah pada CLT?

Faiq Rosidah mengatakan...

CTL bukan CLT bos